Webblog, Sebuah Pemberitaan Alternatif

Saat ini dunia Bloging bisa dibilang sedang tenar-tenarnya. Banyak orang sukses karenanya. Sebut saja Raditya Dika yang sukses jadi seorang penulis jenaka. Memang bakat sebagai penulis juga menjadi faktor penentu suksesnya dia sampai saat ini telah menerbitkan beberapa buku. Tapi perlu diketahui bahwa webblog miliknya yang berjudul “Kambing Jantan” adalah blog pertama yang dibukukan. Sejak setelah itu, 2003 kesini, dunia blog menjadi bersinar di Indonesia.
Setiap hal sudah seharusnya mempunyai manfaat dan kegunaan baik bagi dirinya maupun bagi lingkungan sekitarnya. Dengan semakin tenarnya dunia blogging muncul sebuah pertanyaan, sebenarnya buat apa sih blogging itu. Apakah hanya sebagai ajang belajar menulis saja, ataukah ada yang lain?
Sebenarnya ketenaran dunia blogging tidak lepas dari proses perubahan kebudayaan klasik manusia ke kebudayaan digital modern. Dengan semakin memasyarakatnya kebudayaan digital, teknologi informasi berkembang sangat pesat. Berita di belahan dunia lain dapat langsung diketahui selang beberapa menit di belahan dunia lainnya. Oleh karena itu media pemberitaan klasik menjadi ketinggalan jaman. Apalagi dengan adanya koorporasi dan kapitalisasi media-media pemberitaan konvensional menjadikan keobjektifan berita yang disajikannya diragukan. Berita-berita yang disajikan cenderung untuk menguntungkan para kaum kapitalis pemilik media-media pemberitaan yang saling berkoorporasi itu.
Disinilah dunia blogging berfungsi. Dengan didukungnya kesuksesan kebudayaan digital, Para Blogger menjadi penyaring berita-berita yang disajikan oleh media-media pemberitaan konvensional. Dengan bertambahnya jumlah para blogger, maka pengkritisan dan penyajian sebuah berita ataupun informasi penting menjadi lebih beragam dari yang pro maupun yang kontra semuanya menjadi seimbang. Dengan begitu fakta dengan sendirinya dapat terungkap secara obyektif.
Walaupun jika kita membaca tulisan dari seorang Blogger kita belum bisa menyimpulkan itu obyektif, tetapi dengan banyaknya Blogger yang menuliskan tentang suatu berita yang sama maka hukum keobyektifan dapat dipenuhi. Pemberitaan itu dapat dikatakan obyektif karena menyajikan isi dari berbagai sisi, begitulah dunia blogging bekerja dalam menyajikan suatu fakta.
Sebenarnya bukan itu saja kegunaan dari blogging. Tentu saja sebuah Webblog mempunyai tujuan berbeda satu dengan yang lainnya tergantung dari keinginan blogger pembuatnya. Seperti Raditya Dika di Kambing Jantan, ia mengisi Webblognya dengan kegiatan sehari-hari atau dapat dikatakan sebagai diary online. Hal ini sebenarnya masih mendukung pemberitaan sesuai fakta. Dengan disajikannya kegiatan sehari-hari itu, pembaca bisa mengetahui profil penulis dan kehidupannya sehingga berita dan informasi yang didapat darisana kita bisa menganalisis itu dilihat dari sisi mana.
Seperti saat saya membaca sebuah webblog seorang teman. Ia adalah seorang pegawai Departemen Keuangan. Beberapa waktu lalu ia menceritakan lewat Webblognya tentang saat ia terpaksa masuk kerja di hari Sabtu. Dari situ saya dapat mengetahui seluk beluk Departemen Keuangan dari kacamata para pegawainya.
Seperti itulah kira-kira dunia blogging menyajikan kebenaran. Saat anda membaca Webblog dari seorang Presiden tentu isinya akan berbeda dengan yang ditulis seorang Ketua Partai Oposisi. Disinilah para Blogger berperan menjadi sebuah media pemberitaan alternatif yang menuntut pembacanya untuk menjadi kritis dan aktif dalam menyikapi suatu informasi.

2 komentar:

Anonim mengatakan...

Hello. And Bye.

Anonim mengatakan...

succinate adlit extent adopters treaty israel tavern regimes fish marys muster
lolikneri havaqatsu

Comersial Box