My Fear Factors

Tangan kiriku memegang erat point-point yang menempel di wall. Begitu pula kedua kakiku, berpijak pada dua point yang bersebelahan, menjaga keseimbangan tubuhku agar tetap menempel di dinding wall. Tangan kananku mencoba meraih point yang lebih tinggi. Satu meter lagi aku harus melewati hang.
Tangan dan kakiku mulai gemetaran. Aku melihat ke bawah dimana aku memanjat wall dengan ketinggian yang hanya beberapa meter. Aku merasa berada di tempat yang sangat tinggi. Kulihat blayer sedang konsentrasi mengawasiku dengan kedua tangannya memegang tali kernmentel yang mengaitkan tubuhku ini. Sejenak aku merasa ngeri dalam posisi seperti ini. Setiap sendi pertulanganku rasanya hendak lepas. Aku merasakan nyeri di sekujur tubuhku. Aku merasa sangat takut.
Aku pun kembali melihat ke atas. Melihat hang satu meter di atasku. “Satu meter lagi ada rintangan sangat sulit”, pikirku. Aku meringis melihat sebuah point yang satu senti di atas jangkauan tangan kananku. Aku memutar otak bagaimana aku bisa menggapai point itu dan tetap menjaga keseimbangan agar tetap menempel di sisi wall. Aku harus melompat untuk mencapai point itu. Hanya itu satu-satunya cara.
Aku kembali menengok ke bawah. Beberapa penonton terlihat berteriak-teriak menyemangatiku agar sampai ke roof. Tapi tubuhku terlalu gemetar. Aku sangat takut. Seketika itu aku kehilangan tenagaku. Aku merasa lemas.
Satu detik kemudian, aku pun jatuh. Aku mendengar teriakan kecewa penonton. Tubuhku menggelantung karena tali kernmentel yang mengikatku di pull oleh blayer sekuat tenaga. Saat jatuh, tubuhku merasakan nyeri yang sangat hebat. Aku merasa takut sampai ke puncaknya. Semua tulangku serasa lepas dari tubuh.
Setelah turun ke tanah aku sadar. Aku telah gagal sampai roof, bahkan hang pun tak bisa aku sentuh. Dan aku tak bisa berdiri sampai beberapa saat.
Aku belajar dari kejadian ini. Aku telah berusaha semampuku. Dan akhirnya kegagalan yang kudapat. Jika suatu saat aku mengalami kegagalan, aku tak perlu takut karena hari ini aku telah merasakannya. Dan aku akan tetap tersenyum menghadapi kegagalan.
I hope....

0 komentar:

Comersial Box