Seorang Pendeta yang sudah pensiun, sakit keras. Ia tinggal seorang diri di rumahnya. Karena sakitnya itu, ia tidak mampu keluar rumah, baik untuk berobat maupun untuk membeli makanan. Pada suatu hari tetangganya dating, “Mari Pak Pendeta, saya antarkan ke rumah sakit untuk berobat!”
“Aku ini seorang pendeta, tidak perlu kauantarkan berobat. Tuhan pasti memberikan kesembuhan padaku,” Pendeta itu menolak tawaran tetangganya.
Keesokan harinya anggota jemaat yang pernah dilayaninya membujuk agar ia mau berobat. “Ayolah berobat, Pak Pendeta. Penyakit pPak Pendeta sudah parah lho! Saya antar ke dokter, lalu saya antar pulang lagi.”
Jawabannya sama seperti yang diberikan kepada tetangganya kemarin. Lalu, keesokan harinya meninggalah pendeta itu. Ia bertemu Tuhan dan memprotes-Nya, “Tuhan, tidakkah Tuhan mau mengingat jasa saya sebagai pendeta yang melayani tiada kenal lelah, mengapa Tuhan tidak menyembuhkan saya ketika sakit?”
“Ah, dasar Pendeta tua! Dua kali aku mau menyembuhkanmu, kau selalu menolaknya,” demikianlah Tuhan menjawab protes pendeta itu.
Pesan Moral:
Sudah tentu banyak dari kita saat dalam kesusahan selalu berdoa mengharap pertolongan Tuhan. Tapi banyak dari kita juga tak pernah menyadari bahwa kita hanya mau untuk berobat, tapi tak pernah mau untuk melihat jalan yang telah Tuhan berikan. Sedangkan Tuhan seringkali membantu kita dengan cara yang tak pernah kita duga sebelumnya.
0 komentar:
Posting Komentar