Ternyata pepatah itu berlaku pula ketika Anda untuk kali pertama bertemu dengan orangtua si dia. Sebab saat seseorang masuk dalam kehidupan mereka, tentu ada keinginan untuk mengetahui kepribadian orang tersebut lebih dalam.
Tapi mungkin untuk sebuah First Time aku termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung. Pertama, mereka orangnya ekstrovert baik dari ayah ataupun mamanya. Selanjutnya, saat aku bertemu dengan banyak dari keluarga dia, hampir semuanya care banget sama aku.
Dengan pertemuan kemarin itu, keyakinan dan kebulatan tekadku menjadi semakin teguh dan kuat. Yang semula aku tak mencintainya, menjadi care dengan dia, hingga saat ini aku sangat peduli dengan dia. Sepertinya cinta berjalan secara perlahan berlaku untukku saat ini.
Ada hal yang menarik saat seorang saudaranya bertanya sama mamanya
"Jeng, kapan tuh disatuin, udah deket kayak gitu?"
"ITU NANTI, KAN MASIH BELUM CUKUP UMUR, KULIAH AJA BELUM KELAR!", jawab mamanya.
Kuliah belum kelar, begitu katanya. Dengan semena-mena tak ada yang menanyakan keseriusanku, mereka sepertinya melangkah satu langkah di depan pemikiranku tentang dia.
Akh, aku sih, jalanin apa yang ada dulu, dan kalo toh dia emang jodohku, kenapa tidak! Dia manis, dari Fakultas kesehatan kalo jadi istri pasti rumah selalu bersih, higienis, dan anak-anak pasti mendapatkan gizi yang bagus plus pendidikan yang layak di rumah. Belum lagi dia anak seorang kontraktor yang pastinya kalo besok aku kesulitan pekerjaan, dia bisa membantunya. Dan kalaupun aku ingin menjadi seorang enterpreuner, sang ayah menjadi salah satu sumber modal yang terpercaya. Keluarga dia yang care sama aku, setidaknya akan banyak manfaatnya.
Oh, apakah masa depan itu akan seindah yang aku bayangkan?
Tapi mungkin untuk sebuah First Time aku termasuk ke dalam orang-orang yang beruntung. Pertama, mereka orangnya ekstrovert baik dari ayah ataupun mamanya. Selanjutnya, saat aku bertemu dengan banyak dari keluarga dia, hampir semuanya care banget sama aku.
Dengan pertemuan kemarin itu, keyakinan dan kebulatan tekadku menjadi semakin teguh dan kuat. Yang semula aku tak mencintainya, menjadi care dengan dia, hingga saat ini aku sangat peduli dengan dia. Sepertinya cinta berjalan secara perlahan berlaku untukku saat ini.
Ada hal yang menarik saat seorang saudaranya bertanya sama mamanya
"Jeng, kapan tuh disatuin, udah deket kayak gitu?"
"ITU NANTI, KAN MASIH BELUM CUKUP UMUR, KULIAH AJA BELUM KELAR!", jawab mamanya.
Kuliah belum kelar, begitu katanya. Dengan semena-mena tak ada yang menanyakan keseriusanku, mereka sepertinya melangkah satu langkah di depan pemikiranku tentang dia.
Akh, aku sih, jalanin apa yang ada dulu, dan kalo toh dia emang jodohku, kenapa tidak! Dia manis, dari Fakultas kesehatan kalo jadi istri pasti rumah selalu bersih, higienis, dan anak-anak pasti mendapatkan gizi yang bagus plus pendidikan yang layak di rumah. Belum lagi dia anak seorang kontraktor yang pastinya kalo besok aku kesulitan pekerjaan, dia bisa membantunya. Dan kalaupun aku ingin menjadi seorang enterpreuner, sang ayah menjadi salah satu sumber modal yang terpercaya. Keluarga dia yang care sama aku, setidaknya akan banyak manfaatnya.
Oh, apakah masa depan itu akan seindah yang aku bayangkan?
1 komentar:
hehehehe bener tuh asas manfaat hahahahahahahaha
Posting Komentar