Akuntansi; Pemikiran Dibalik Debit – Kredit

Entah mengapa akhir-akhir ini aku suka membahas tentang hal-hal yang berbau ekonomi. Mungkin otakku kini mulai penuh dengan materi-materi perkuliahan di fakultas ekonomi, atau bisa juga kini pada akhirnya aku mulai menyukai secara sungguh-sungguh apa itu ekonomi khususnya tentang akuntansi. Berbicara tentang akuntansi, orang awam pasti akan menjurus kepada yang namanya debet dan kredit. Sebenarnya apa itu debit dan kredit? Kata itu berasal dari bahasa latin debeo dan credo yang artinya kurang lebih piutang dan utang. Tapi selanjutnya maknanya tak sekedar cuma piutang dan utang, bahkan memahami debet dan kredit merupakan kunci dari akuntansi. Nah di sini, aku akan mencoba mengulas sedikit tentang itu yaitu Akuntansi Pencatatan Berpasangan.

Akuntansi pencatatan berpasangan atau dalam bahasa Inggrisnya Double Entry System meraih ketenarannya yang terbesar melalui risalah Biarawan Luca Pacioli mengenai pembukuan. Di satu bagian dari lima bagian bukunya yang berjudul “Summa de Aritmetica, Geometrica, Proportioni et Proportionalita”, yang diterbitkan tahun 1494, ia memberikan suatu deskripsi mengenai pembukuan pencatatan berpasangan. Dari sini lah muncul istilah Debet dan Kredit. Dalam formulasinya yang paling sederhana, double entry system adalah suatu formulasi where-got, where-give (darimana, kemana).

Hal ini dapat dicontohkan saat Iip membuka perusahaan dengan modal sebuah motor seharga Rp. 1000 maka dalam double entry system akan dicatat sebagai berikut:

Motor di debet Rp. 1000 dan Modal Iip di Kredit Rp. 1000, atau dalam formulasi akuntansi dapat ditulis dengan

Motor Rp. 1000
Modal iip Rp. 1000

Dari pencatatan itu sebenarnya dapat diketahui bahwa nilai Rp. 1000 itu di dapat Perusahaan (where-got) dari setoran pemilik atau modal iip, lalu Rp. 1000 itu berupa (where-give) Motor.

Selanjutnya Double entry system dengan sifat dualitasnya akan menciptakan klasifikasi akuntansi dan secara konsisten akan selalu menjaganya dalam keadaan seimbang. Secara matematis klasifikasi ini dapat ditulis sebagai berikut:

AKTIVA = PASSIVA

Aktiva biasa dikenal sebagai asset atau kekayaan perusahaan (Where-give), sedangkan Pasiva menunjukkan bagaimana aktiva itu sendiri diperoleh (Where-got). Sebuah perusahaan biasanya didirikan atas dana pemilik dan utang, oleh karena itu Passiva pun terdiri dari Utang dan Modal. Jadi secara matematis formula tadi dapat dikembangkan sebagai berikut:

AKTIVA = UTANG + MODAL

Setelah perusahaan terbentuk dengan komposisi seperti formula di atas, maka perusahaan akan melakukan aktivitas bisnis yang pada akhirnya menghasilkan Laba perusahaan. Laba sendiri di dapat perusahaan dari pendapatan-pendapatan yang diperolehnya di kurangi dengan biaya untuk memperoleh pendapatan itu. Sehingga secara matematis, formulasi itu dapat lagi dikembangkan menjadi:

AKTIVA = UTANG + MODAL + PENDAPATAN – BIAYA

Nah, dari sini, Pak Slamet Sugiri, seorang dosen Fakultas Ekonomi UGM pernah memberikan kepadaku sebuah cara (Eits, jangan protes dulu kenapa aku yang bukan mahasiswa UGM bisa diberikan ilmu seperti ini oleh seorang dosen UGM, itu rahasia!) untuk memudahkan pemahaman tentang mana yang harus di debet dan mana yang harus di kredit. Caranya yaitu memindahkan salah satu variabel dalam formulasi akuntansi di atas menjadi:

AKTIVA + BIAYA = UTANG + MODAL + PENDAPATAN

Sebenarnya pemindahan variabel seperti ini tidak dibenarkan, karena formulasi akuntansi “Aktiva=Utang+modal+pendapatan-biaya” adalah suatu identitas, tapi ini dilakukan hanya untuk mempemudah dalam mengetahui mana yang di debet dan mana yang di kredit. Nah, untuk semua rekening di ruas kiri (yang termasuk dalam klasifikasi Aktiva dan Biaya) akan bertambah di debet dan berkurang di Kredit dengan saldo normalnya di debet. Begitu juga sebaliknya, semua rekening di ruas kanan (yang termasuk dalam klasifikasi Utang, Modal, dan Pendapatan) akan bertambah di sisi Kredit dan berkurang di sisi Debet dengan saldo normalnya di kredit.

Nah, seperti itulah kira-kira apa yang aku tahu, semoga bermanfaat bagi rekan semua. Sampai jumpa lagi di update-an berikutnya.

2 komentar:

-=Pradzt=- mengatakan...

hmm,,, nice info ip,,, aku mulai lupa pelajaran akuntansi di sekolah je,, ha3x,,,

Ipmawan Bachtiar mengatakan...

makasih bro..

eh, itu kan dasar, kita sebagai orang nya akuntansi tak boleh melupakan itu....

Comersial Box