Efek Negatif Interest Rate (Suku Bunga)


Be it speculation on currencies or speculation on stocks and shares, the worlds has become one big casino with gaming tables distributed along every latitude and longitude. The game and the bids, in wich millions of players take part, never cease. The American quotations are followed by those from Tokyo and Hongkong, from London, Frankurt and Paris. Everwhere speculation is supported by credit since one can buy without paying and selling without owning
--Maurice Allais (1993), seorang pemenang nobel—


Berbicara mengenai sektor moneter, mencakup money demand dan money supply karena equilibrium antara keduanya sangat penting dalam menciptakan iklim ekonomi yang kondusif.
Money demand atau permintaan akan uang dipengaruhi oleh berbagai faktor seperti, output total, transaksi total, pendapatan, kekayaan, tingkat upah, dan interest rate.
Keynes berpendapat bahwa permintaan akan uang didasarkan atas tiga motif, yaitu transaction motive meliputi pembiayaan transaksi-transaksi, kebutuhan konsumsi, investasi, dan ekspor impor; precautionary motive yaitu sebagai alat untuk menanggulangi hal-hal yang tidak diperkirakan sebelumnya; dan speculative motive yaitu sebagai alat untuk mengambil keuntungan dari kegiatan-kegiatan spekulasi pada pasar komoditi, mata uang asing, dan keuangan.
Pada ekonomi modern , tidak semua motif tersebut dibiayai dengan kekayaan sendiri, tetapi ada yang menggunakan hutang. Dengan begitu munculah interest rate yang ikut mempengaruhi money demand dan berpengaruh negatif terhadap permintaan uang riil.
Pada tingkat money supply tertentu (tetap), bila permintaan uang untuk speculative dan precautionary motives meningkat, maka ketersediaan uang untuk keperluan transaksi akan berkurang. Hal ini dapat mengakibatkan berkurang/ terganggunya kebutuhan uang bagi transaksi-transaksi untuk memenuhi kebutuhan pokok dan kegiatan investasi yang produktif. Selanjutnya, akan mengakibatkan inflasi perekonomian. Jumlah uang meningkat tetapi tidak diiringi oleh output.
Menurut Umer Chapra, penyebab utama terjadinya missalokasi ini (uang dialokasikan lebih banyak bukan untuk transaksi kebutuhan pokok dan investasi produktif) adalah interest rate.
Pemenuhan kebutuhan dana dari utang akan menciptakan tingkat suku bunga yang didasarkan pada kemampuan peminjam memberikan jaminan hutang guna menjamin pinjaman yang diberikan dan kecukupan cashflow untuk memenuhi kewajiban tersebut (cicilan yang ditentukan besarnya). Sehingga pinjaman hutang mengalir cenderung kepada golongan kaya yang umumnya mampu memenuhi kedua syarat tersebut dan juga pemerintah yang diasumsikan tidak akan mengalami kebangkrutan. Namun, golongan kaya umumnya memanfaatkan dana tersebut tidak hanya untuk investasi yang produktif tetapi juga untuk konsumsi barang lux dan simbol (barang antik) dan juga spekulasi. Sedangkan pemerintah menggunakan dana bukan saja untuk pembangunan dan kesejahteraan rakyat, tetapi juga pengeluaran yang berlebihan pada sektor pertahanan dan perusahaan-perusahaan pemerintah yang tidak menguntungkan.
Dengan adanya kredit, juga meningkatkan konsumsi masyarakat melebihi pendapatannya. Hal ini terjadi karena ketersediaan kredit berdasarkan interest rate yang tidak peduli penggunaan kredit yang telah disalurkan, sehingga kredit mendorong masyarakat menjadi konsumtif.
Pengucuran kredit berdasar interest rate yang tidak memperhatikan kelayakan proyek dan pemanfaatan dari dana yang disalurkan juga mengakibatkan tidak meratanya alokasi dana. Karena dana yang berasal dari berbagai lapisan masyarakat mengalir hanya kepada golongan kaya. Hal ini diperparah oleh lembaga-lembaga keuangan yang cenderung membuat semakin tidak meratanya distribusi pendapatan dan kekayaan.
Interest rate juga menentukan terhadap ketidak stabilan ekonomi dunia. Tingginya volatilitas dari interest rate mengakibatkan tingginya tingkat ketidakpastian dalam financial market. Sehingga investor enggan melakukan investasi jangka panjang. Mereka lebih menyukai investasi jangka pendek yang berbau spekulasi lebih menarik, sehingga masyarakat lebih senang mengambil keuntungan pada pasar-pasar komoditi, saham, dan valuta asing.
Semakin besarnya transaksi keuangan untuk spekulasi dan derivatives contract (futures and options) berpengaruh terhadap sistem pembayaran. Sehingga jika terjadi masalah keuangan di suatu daerah, akan menyebar ke seluruh financial system melalui dominoes effest pada lembaga-lembaga keuangan.

0 komentar:

Comersial Box