"Ilmu adalah bukan tujuan, melainkan alat untuk mencapai tujuan"
Kata-kata ini aku baca di blog cemplon, sodara sepupu saya. Tapi itu emang bener, bener pake banget. Kita hidup itu bukan untuk mencari ilmu. Tapi dengan mencari ilmu kita baru dapat hidup. Seperti itulah kira2. Sebenarnya aku gak sepaham sama orang yang seumur hidupnya ia dedikasikan untuk belajar, ataupun orang-orang yang berjuang mempertaruhkan segalanya agar dianggap berilmu.
Saat ini, setelah aku dewasa, aku mulai sadar. Aku yang dulu, selalu mengejar prestasi, Yang bernomor satu itu adalah yang terbaik, walaupun aku tak pernah mendapatkannya. Apapun selalu diusahakan untuk mendapatkan nilai A atau pun 9,99.
Waktu sekolah dulu aku selalu berpikir, jika aku menjadi siswa teladan tujuan hidupku pastilah tercapai. Untung saja sejak dulu aku tak pernah menjadi siswa teladan sampai saat aku menuliskan ini.
Sekarang, Aku tak lagi memikirkan IPK ku yang jeblok, ataupun absensi kuliah yang jarang. Ilmu hanyalah alat untuk mencapai tujuan. Sedangkan tujuan tak perlu dicapai hanya dengan satu alat. Kalau IPK ku jeblok, minimal aku mendapatkan pengalaman dan ilmu yang lain. Contoh saja dengan ilmu yang jeblok, aku mendapatkan link dan banyak informasi tentang dunia printing dan stempel karena disitu aku dituntut membuat KHS dengan nilai A semua. hehehehe, mungkin anda protes, tapi itu hanya sebuah contoh.
Ilmu bukan tujuanku. IPK tinggi bukan tujuanku, bahkan mendapatkan pekerjaan juga bukan tujuanku. Itu semua hanyalah beberapa alat untuk mencapai tujuanku. Aku tak perlu itu semua jika aku telah mencapai tujuanku. Bukankah seperti itu?
Dengan berpikir seperti itu, sekarang aku dapat meminimalisir semua pressure yang selama ini selalu mengekangku. Dulu aku berpikir, aku harus sekolah yang tinggi, dapet ilmu banyak, dapet kerja, lalu dapet duit, setelah itu bisa beli makan dan berfoya-foya. Tapi sekarang aku berpikir, bagaimana aku bisa berfoya2?? Dengan begitu aku bisa lebih improv dan lebih berpikir untuk mencari solusi. Semuanya bukan hanya terpaku pada satu hal.
0 komentar:
Posting Komentar