Caleg mengundurkan diri

Fenomena baru di Republik Indonesia, menteri jadi anggota legislatif. Nah, agar gak dobel-dobel jabatan yang notabene nya gak boleh karena teori pemisahan antara legislatif dan eksekutif, maka beberapa menteri yang terpilih jadi anggota DPR pun mengundurkan diri. atau sebaliknya.Menteri Kebudayaan dan Pariwisata, Jero Wacik, Menteri Pendayagunaan Aparatur Negara, Taufik Effendy, Menteri Negara Koperasi dan UKM, Suryadharma Ali (SDA) serta Menteri Negara PDT, Lukman Edy tercatat sebagai menteri yang mundur dari kabinet SBY. adapun Menteri Negara Pemuda dan Olahraga, Adhyaksa Dault serta Menteri Kelautan dan Perikanan, Freddy Numberi, memilih mundur dari DPR dan meneruskan jabatannya sebagai menteri yang kurang sekitar 1 bulan lagi.

wawancara dengan wartawan, Jero Wacik mengatakan, dia memilih yang pasti-pasti saja dalam mengabdi kepada rakyat. Saya setuju banget dengan dia, lah wong jadi DPR kan dipilih oleh rakyat banyak, kok ya belum dilantik udah mengundurkan diri. Lalu apa niatnya dulu mencalonkan diri jadi wakil rakyat? Mana janji-janji saat pemilu dulu? Kalo pemimpin-pemimpin kita masih cari muka sama atasan, lalu buat apa era reformasi ini?
Adhyaksa Dault mengatakan akan menyelesaikan UU keolahragaan atau apalah itu, saya kurang tau, jadi dia lebih memilih jabatan menteri yang kalo dihitung tinggal hitungan hari saja. Kalo dilihat dari kacamata politik, kemungkinan besar dia sudah di plot oleh SBY untuk menjadi menteri lagi di kabinet SBY II. Kalau memang begitu, lalu bagaimana suara rakyat? Apakah suara mereka akan diabaikan begitu saja demi kepentingan politik?
Balik ke soal Jero Wacik. Ada yang mengatakan, dengan mundurnya Jero Wacik di kementrian, ada kemungkinan dia akan menempati posisi Ketua DPR. Waduh, kok mundur gak mundur semuanya bernuansa politik. wah, kalo begini, nafas demokrasi di republik indonesia lama-lama hanya menjadi kedok untuk kepentingan sekelompok golongan saja.
Kalo boleh usul nih, sebaiknya dibuat aturan menteri gak boleh nyalon DPR, biar ke depannya gak terjadi hal-hal seperti ini, karena rakyat yang selalu rugi.